BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum membahas lebih jauh mengenai teknik-teknik pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam kegiatan bimbingan dan konseling maka sebagai konselor harus mampu menilik atau mengetahui bimbingan dan atau jenis konseling seperti apa yang harus diberikan kepada konseli atau klien. Jenis bantuan tersebut akan mengarah kepada jenis-jenis masalah individu, khususnya dalam lingkup sekolah yang meliputi masalah pendidikan (pengajaran atau belajar), masalah pribadi dan sosial, masalah pekerjaan (karier) dimana setiap jenis masalah yang dimiliki oleh individu memiliki cara penanganan atau penyelesaian yang berbeda. Adapun Coleman dalam Thompson dan Rudolph (Priyanto,2004:112), mengemukakan bahwa proses bimbingan dan konseling bertujuan “memberikan dukungan, memberikan wawasan, pandangan, pemahaman, keterampilan, dan alternatif baru untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.”
Karena karakteristik setiap individu berbeda-beda, ada karakter individu yang sangat tertutup dan ada juga yang sangat terbuka maka seorang konselor kemungkinan sulit untuk mencari tahu atau mencari data tentang seorang konseli, dalam kegiatan bimbingan dan konseling memiliki teknik-teknik untuk mendapatkan data dalam kegiatan bimbingan dan konseling.
Selanjutnya mengenai teknik-teknik bimbingan dan konseling, H.M. Umar dan Sartono: Bimbingan dan Penyuluhan (1998:151) menyatakan bahwa pada garis besarnya, cara-cara yang dipergunakan dalam bimbingan dan konseling ada dua macam, yaitu pendekatan secara kelompok (group guidance) dan pendekatan secara individu (individual konseling). di dalam bimbingan individu ada dua jenis teknik yang dipergunakan, yaitu jenis tes dan jenis instrumen non-tes , sedangkan dalam pendekatan secara kelompok akan dijelaskan tentang pengertian, tujuan dan fungsi dari bimbingan kelompok serta diuraikan lebih jelas tentang teknik-teknik bimbingan konseling.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana teknik-teknik bimbingan dan konseling?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Menjelaskan prosedur teknik-teknik bimbingan dan konseling.
1.4 Manfaat Penulisan
Setelah mampu memahami keseluruhan dari isi makalah ini, pembaca akan mampu lebih memahami bimbingan dan konseling bahwa kegiatan membimbing dan konseling dalam kegiatan bimbingan dan konseling bukan sekedar memberikan pemecahan suatu masalah terhadap individu atau memberikan bimbingan semata, melainkan terdapat teknik-teknik khusus yang harus dipahami, dan tidak berhenti pada memahami saja, melainkan harus sering dipraktikkan guna untuk menciptakan pribadi konselor yang profesional.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling
Secara garis besar , teknik-teknik dalam kegiatan bimbingan dan konseling dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
2.1.1 Teknik-teknik bimbingan dan konseling individu
Pelayanan bimbingan berawal dari memahami individu dengan segala potensi yang dimilikinya, karena pada dasarnya pelayanan bimbingan merupakan upaya membantu individu untuk mengembangkan dirinya secara optimal. Adapun beberapa cara yang perlu diperhatikan dalam upaya pemahaman terhadap individu tersebut, yaitu :
1. Pendekatan dengan alat-alat yang digunakan.
2. Aspek-aspek pribadi yang akan dikembangkan.
3. Mengolah dan menginterprestasi data agar dapat digunakan untuk mendapatkan pemahaman terhadap individu.
4. Melakukan pelayanan.
Terkait dengan 4 hal diatas, maka akan dibahas mengenai segi-segi yang perlu dipahami dan diperhatikan dalam kegiatan bimbingan dan konseling individu yang meliputi keseluruhan kepribadian siswa beserta latar belakang yang berkaitan, tapat diuraikan secara lebih rinci sebagai berikut :
1. Identitas diri , terkait dengan berbagai aspek yang secara langsung menjadi cirri-ciri umum atau utama, keunikan pribadi misalnya nama, jenis kelamin, dan lain sebagainya.
2. Kondisi jasmani kesehatan.
3. Kapasitas dan kecakapan, berkaitan dengan kemampuan yang bersifat potensial yang terkandung dan bersifat umum atau yang sering disebut dengan intelegensi (kecerdasan dasar)
4. Sikap dan minat , sikap merupakan kecenderungan untuk merespon atau bertindak terhadap seseorang ataupun situasi tertentu. Minat merupakan kekuatan motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian terhadap sesuatu.
5. Watak dan tempramen, merupakan salah satu unsure yang paling utama dalam kepribadian seseorag sama dengan unsur-unsur kepribadian lainnya.
6. Aspirasi sekolah dan pekerjaan / karier, merupakan jangkauan harapan dan kemauan untuk mencapai suatu hal atau tujuan dalam sekolah maupun pekerjaan yang berkaitan langsung dengan berbagai aspek, seperti : aspek pola asuh orang tua, kondisi social ekonomi, peran jenis (gender) lingkungan, serta pendidikan.
7. Aktivitas sosial, yang dimaksud dengan aktivitas sosial seorang individu adalah potensi dalam bersosialisasi, seperti : aktivitas keorganisasian.
8. Hobi dan pengisian waktu luang, waktu senggang lebih menunjukkan aktivitas ntuk kepentingan pribadi baik hobi maupun aktivitas sosial, memiliki peran yang sama karena dapat sebagai alat pengembangan dan penyaluran bakat dan minat.
9. Keluarbiasaan dan kelainan-kelainan yang dimiliki siswa, keluarbiasaan biasanya dapat dilihat dari kemampuan dan prestasi-prestasi yang menonjol dari siswa. Kelainan-kelainan yang dimaksud adalah berupa kelainan fisik, sosiopsikologis dan lain sebagainya.
10. Latar belakang keluarga siswa, latar belakang keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa dapat berupa: keadaan sosial ekonomi keluarga, latar belakang pendidikan keluarga dan lingkungan tempat siswa tinggal.
1. Teknik tes dan non-tes dalam upaya pemahaman individu
Teknik tes merupakan usaha pemahaman individu dengan menggunakan alat-alat yang bersifat mengukur, maka hasil dari pemahaman tersebut berupa hasil-hasil angka atau hasil ukur.
Teknik-teknik non-tes merupakan usaha pemahaman individu tanpa menggunakan alat-alat yang bersifat menghimpun atau mengumpulkan saja.
1. Jenis tes
1.1 tes intelegensi, digunakan untuk mengukur kecerdasan. Satuan yang digunakan dalam tes Binet adalah IQ (intelegence question) yang diperoleh dari hasil pembagian antara usia mental dengan usia kronologis dikalikan 100.
1.2 tes bakat, digunakan untuk mengukur kemampuan dalam aspek-aspek khusus, seperti aspek verbal (kemampuan berbahasa), aspek numerik (kemampuan menggunakan angka-angka)
1.3 tes kepribadian, tes untuk mengukur sifat-sifat atau karakteristik primer dan skunder, seperti sifat-sifat stabilitas emosi, rasa humor, seksual dan sebagainya.
1.4 tes prestasi, tes untuk mengukur prestasi belajar pada berbagai mata pelajaran yang diikuti siswa.
2. Jenis instrument non-tes
2.1 Observasi, merupakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan yang bersifat kwantitatif dan direncanakan secara sistematis dan dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.
2.2 Wawancara, merupakan teknik untuk memahami individu secara lisan, dengan mengadakan kontak langsung (face to face) pada klien. Ada tiga macam wawancara yang dilihat dari tiga segi, yaitu seperti berikut :
1. Wawancara menurut tujuanya, dibedakan menjadi empat:
a. The employment interview, yaitu wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang sifat-sifat yang dimiliki seseorang terhadap criteria yang dibutuhkan.
b. Informational interview, wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
c. Administrasi interview, wawancara yang dijalankan untuk keperluan administrasiguna untuk mendapatkan perubahan-perubahan dalam tindakannya.
d. konseling interview, yaitu wawancara yang bertujuan untuk keperluan konseling yang khusus dijalankan dalam proses konseling.
2. Menurut jumlah orang yang diwawancara, dapat dibedakan menjadi :
a. wawancara perseorangan (individual interview).
b. wawancara kelompok atau golongan (group interview).
3. Menurut peranan yang dimainkan, dibedakan menjadi :
a. the non-directive, wawancara yang kurang terpimpin dan kurang mendasar atas pedoman-pedoman tertentu.
b. the focused interview, wawancara yang ditujukan kepada orang-orang tertentu yang mempunyai hubungan dengan objek-objek yang diselidiki.
c. the repeated interview, yaitu wawancara yang berulang, yang biasanya digunakan untuk mengikuti perkembangan tertentu, terutama dalam proses social.
2.3 Catatan Anekdot, merupakan suatu catatan tentang kejadian kasus yang berkaitan dengan masalah yang sedang menjadi pusat perhatian pengamatan, terutama tentang catatan tingkah laku individu.
2.4 Daftar cek, daftar yang berisi unsure-unsur yang mungkin pada tingkah laku atau kegiatan individu yang diamati. Daftar ini bisa digunakan dalam kegiatan observasi individu ataupun kelompok.
2.5 Alat-alat mekanis, dipergunakan sebagai pembantu dalam proses wawancara yaitu suatu percakapan yang diarahkan kepada tujuan tertentu, salaing memberikan keterangan antara kedua belah pihak yang terlibat.
2.6 Angket, merupakan alat pengumpulan data yang berupa serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mendapat jawaban. Angket sama dengan questionnaire dimana jika dilahat dari bentuk questionnaire, ada tiga macam bentuk, yaitu
1. close questionnaire (pertanyaan tertutup), yaitu pertanyaan-pertanyaan yang jawabanya telah disediakan sehingga orang yang menjadi sasaran hanya perlu memilih jawaban. Jadi sifatnya terikat dalam artian tidak dapat dijawab secara bebas.
2. Opened questionnaire (pertanyaan terbuka), dalam bentuk ini seseorang diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan itu.
3. opened and closed questionnaire, yaitu campuran dari bentuk pertanyaan tertutup dan terbuka.
2.7 Biografi dan auto biografi, biografi dapt membantu untuk mengetahui perkembangan hidup secara menyeluruh dan garis besarnya. Auto biografi untuk mengetahui perkembangan diri secara menyeluruh.
2.8 Sosiometri, merupakan alat untuk meneliti struktur sosialindividu dalam suatu kelompok, dasar relasi social dan status social individu yang bersangkutan. Metode ini biasanya untuk menyelidiki kira-kira 100 orang karena apabila terlampau banyak jumlah orang yang diteliti maka hasilnya tidak akurat. Baik atau tidaknya hubungan social antara individu dan individu lainya dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu :
a. frekuensi, sering atau tidaknya anak itu bergaul. Semakin sering seseorang bergaul maka semakin baik pula dia dalam segi pergaulan.
b. Intensitet, yaitu menilai akrab atau tidaknya mereka bergaul, semakin dalam seseorang dalam hubungan social maka semakin baik.
c. Popularited, mengukur banyak atau sedikitnya teman bergaul yang dimiliki oleh setiap individu. Semakin banyak teman dalam hubungan sosialnya, maka semakin baik social relation yang dimiliki, dan begitu sebaliknya.
2.9 Studi Dokumentasi, meruoakan studi mempelajari data-data yang sudah didokumentasikan.
2.10 Studi kasus, merupakan suatu metode penyelidikan untuk mempelajari kejadian mengenai perseorangan. Dengan kata lain, suatu metode untuk menyelidiki riwayat hidup seseorang. Penerapan metode ini tidak membutuhkan banyak informasi tetapi kita memerlukan tinjauan yang mendalam. Studi kasus, sebagai suatu metode untuk mengadakan persiapan konseling , terdiri atas :
a. data identifikasi (data pengenal)
b. tanda-tanda atau gejala-gejala yang menampak
c. interprestasi dari data
d. langkah-langkah yang akan diambil dalam memberikan konseling.
2.1.2 Pengertian, fungsi, dan tujuan bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi , proses dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-individu dalam suatu kelompok agar individu yang diberikan bimbingan mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri menuju perkembangan yang optimal. Adapun keunggulan dari pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok, yaitu :
1. Bimbingan kelompok dapat bersifat lebih efektif dan efisien.
2. Pelaksanaan bimbingan kelompok akan mendorong terjadinya pertukaran pengalaman-pengalaman antara anggota dalam kelompok.
Menurut Dewa Ketut Sukardi (2000:48) layanan bimbingan kelompok itu memiliki tiga fungsi, yaitu 1). Fungsi informative, 2). Fungsi pengembangan, 3). Fungsi preventif dan kreatif, fungsi ini digunakan untuk keperluan terapi masalah-masalah psikologi seperti psikodrama atau sosiodrama untuk keperluan terapi masalah atau konflik.
Tujuan umum layanan bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi anggota kelompok. Menurut Slameto (1988:6) bahwa tujuan layanan bimbingan kelompok adalah membantu individu dalam menilai dirinya untuk mencapai self understanding, mempunyai pandangan yang luas tentang dirinya dalam hubungannya dengan orang lain, mempunyai pandangan yang luas terhadap factor-faktor social yang mempengaruhi perkembangan kepribadian. Selain itu Bennet yang dikutip oleh Tati Romlah (1989), merumuskan tiga tujuan layanan bimbingan kelompok, yaitu :
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari hal-hal penting yang berguna bagi pengarahan dirinya, yang berkaitan dengan pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.
2. Memberikan layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok dengan mempelajari masalah-masalah manusia pada umumnya dan menghilangkan ketegangan emosi untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam suasana permisif.
3. Untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan secara lebih efektif daripada melalui kegiatan bimbingan individu.
Priyanto, dkk(1995) merumuskan beberapa tujuan bimbingan kelompok yang secara umum adalah untuk membantu individu agar berkembang optimal melalui pendekatan kelompok. Secara lebih khusus tujuan bimbingan kelompok adalah sebagai berikut :
1. Membantu individu dalam kelompok untuk memperoleh pemahaman tentang diri dan lingkungannya.
2. Membantu memberikan orientasi dalam memasuki atau menghadapi situasi , lingkungan dan pengalaman baru.
3. Membantu menemukan masalah-masalah pribadi.
4. Membantu memberikan penyesuaian diri dam penyembuhan terhadap gejala-gejala gangguan penyesuaian diri.
Dari sumber lain juga memiliki persepsi mengenai tujuan-tujuan yang mendasari pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan bimbingan kelompok menurut Winkel dan Sri Hastuti (2004:547) adalah menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing anggota kelompokserta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna untuk mencapai berbagai tujuan yang dirumuskan. Selain itu bimbingan tujuan kelompok bertujuan untuk merespon kebutuhan dan minat peserta didik.
2. Tujuan bimbingan kelompok menurut Tohirin (2007:172), di kelompokkan menjadi dua, yaitu: tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum bimbingan kelompok, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi dengan siswa.
2. Tujuan khusus bimbingan kelompok, mendprong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yaitu peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal.
berdasarkan pendapat diatas dapat dikatakan bahwa tujuan layanan bimbingan kelompok sepenuhnya berorientasi pada usaha untuk membantu perkembangan siswa dari berbagai segi.
2.2.3 Teknik-teknik bimbingan kelompok
Beberapa teknik pelaksanaan yang dapat digunakan dalam bimbingan kelompok, adalah sebagai berikut :
1. Pemberian informasi
a. Informasi melalui kegiatan mengajar (regular academic classes)
b. Informasi melalui ceramah kelas atau upacara sekolah
c. Berdialog atau berdiskusi dengan kelompok anak
d. Informasi melalui media sekolah.
2. Pengajaran remedial
Merupakan suatu usaha pembimbing untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran tertentu, terutama yang tidak dapat diatasi secara klasikal.
3. Home Program
Suatu program kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan agar guru dapat mengenal lebih mengenal siswanya dan dapat membantu dalam pencapaian pemahaman diri. Kegiatan ini dilakukan di dalam kelas dalam bentuk pertemuan antara guru dan murid di luar jam-jam pelajaran. Dengan kata lain, home room adalah membuat suasana kelas seperti dirumah, dalam kegiatan ini, diadakan Tanya jawab, menampung pendapat, merencanakan suatu kegiatan.
4. Karya Wisata
Selain berfungsi sebagai kegiatan rekreasi atau sebagai metode mengajar, karya wisata juga berfungsi sebagai salah satu cara dalam bimbingan kelompok. Kegiatan karya wisata berkaitan dengan kegiatan mendapatkan informasi, karena pada kegiatan karya wisata berlangsung maka secara langsung siswa dapat meninjau objek-objek menarik dan mereka mendapatkan informasi yang lebih baik dari objek itu, selain itu siswa-siswa juga mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, serta dapat mengembangkan bakat dan cita-citanya. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat tertentu sebagai sumber informasi, misalnya :
5. Diskusi (sharing)
Diskusi merupakan suati cara yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah bersama-sama. Setiap siswa memiliki kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalam memecahkan suatu masalah. Masalah-masalah yang dapat didiskusikan, misalnya :
1. Perencanaan suatu kegiatan
2. Masalah-masalah pekerjaan
3. Masalah belajar
4. Masalah penggunaan waktu senggang.
6. Organisasi siswa atau kegiatan kelompok
organisasi siswa atau kegiatan kelompok baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, merupakan salah satu cara dalam bimbingan kelompok, karena melalui organisasi banyak masalah yang bersifat individual maupun kelompok dapat diselesaikan. Dalam organisasi, siswa mendapatkan kesempatan untuk mengenal berbagai aspek kehidupan sosial, siswa juga dapat mengembangkan bakat kepemimpinanya, memupuk rasa tanggung jawab dan harga diri.
7. Sosiodrama
Sosiaodrama dapat berupa bermain peran, yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi tentang pemecahan masalah individu atau kelompok.
8. Psikodrama
Psikodrama adalah teknik untuk memecahkan masalah psikis yang dialami individu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan pelayanan yang diberikan oleh pribadi atau individu yang profesional yang mengarah pada pemberian bantuan kepada seorang konseli atau kelompok, dimana kegiatan bimbingan dan konseling lebih berkaitan pada teknik-teknik yang mendasari kegiatan bimbingan dan konseling. memberikan sebuah bantuan atau pelayanan pada seoarang atau kelompok klien tentu akan berbeda sesuai dengan jenis masalah yang dialami oleh klien yang berbeda-beda, ada masalah pendidikan, pribadi dan sosial serta maslah pekerjaan atau karier. Teknik-teknik dalam kegiatan bimbingan dan konseling dibedakan menurut jumlah klien yang dilayani (bimbingan kelompok dan konseling individual), dalam konseling individu terdapat dua cara dalam pemahaman individu yaitu pemahaman jenis tes dan non-tes seperti yang telah dijelaskan di atas. Bimbingan kelompok merupakan suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi , proses dan kegiatan kelompok yang bertujuan agar individu-individu dalam suatu kelompok mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri menuju perkembangan yang optimal.
3.2 Saran
Menjadi seorang konselor yang professional maka hendaknya mampu untuk terus menambah wawasannya dalam hal bimbingan dan konseling guna untuk melancarkan kegiatan dan pengetahuan yang dimiliki terus berkembang, karena nantinya seorang konselor tidak hanya terpaku pada satu atau dua masalah dari klien saja yang harus diecahkan melainkan banyak permasalahan yang beragam dan tentunya membutuhkan wawasan yang sangat luas . oleh karena hal inilah seorang konselor harus mampu terus mengembangkan wawasan.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum membahas lebih jauh mengenai teknik-teknik pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam kegiatan bimbingan dan konseling maka sebagai konselor harus mampu menilik atau mengetahui bimbingan dan atau jenis konseling seperti apa yang harus diberikan kepada konseli atau klien. Jenis bantuan tersebut akan mengarah kepada jenis-jenis masalah individu, khususnya dalam lingkup sekolah yang meliputi masalah pendidikan (pengajaran atau belajar), masalah pribadi dan sosial, masalah pekerjaan (karier) dimana setiap jenis masalah yang dimiliki oleh individu memiliki cara penanganan atau penyelesaian yang berbeda. Adapun Coleman dalam Thompson dan Rudolph (Priyanto,2004:112), mengemukakan bahwa proses bimbingan dan konseling bertujuan “memberikan dukungan, memberikan wawasan, pandangan, pemahaman, keterampilan, dan alternatif baru untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.”
Karena karakteristik setiap individu berbeda-beda, ada karakter individu yang sangat tertutup dan ada juga yang sangat terbuka maka seorang konselor kemungkinan sulit untuk mencari tahu atau mencari data tentang seorang konseli, dalam kegiatan bimbingan dan konseling memiliki teknik-teknik untuk mendapatkan data dalam kegiatan bimbingan dan konseling.
Selanjutnya mengenai teknik-teknik bimbingan dan konseling, H.M. Umar dan Sartono: Bimbingan dan Penyuluhan (1998:151) menyatakan bahwa pada garis besarnya, cara-cara yang dipergunakan dalam bimbingan dan konseling ada dua macam, yaitu pendekatan secara kelompok (group guidance) dan pendekatan secara individu (individual konseling). di dalam bimbingan individu ada dua jenis teknik yang dipergunakan, yaitu jenis tes dan jenis instrumen non-tes , sedangkan dalam pendekatan secara kelompok akan dijelaskan tentang pengertian, tujuan dan fungsi dari bimbingan kelompok serta diuraikan lebih jelas tentang teknik-teknik bimbingan konseling.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana teknik-teknik bimbingan dan konseling?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Menjelaskan prosedur teknik-teknik bimbingan dan konseling.
1.4 Manfaat Penulisan
Setelah mampu memahami keseluruhan dari isi makalah ini, pembaca akan mampu lebih memahami bimbingan dan konseling bahwa kegiatan membimbing dan konseling dalam kegiatan bimbingan dan konseling bukan sekedar memberikan pemecahan suatu masalah terhadap individu atau memberikan bimbingan semata, melainkan terdapat teknik-teknik khusus yang harus dipahami, dan tidak berhenti pada memahami saja, melainkan harus sering dipraktikkan guna untuk menciptakan pribadi konselor yang profesional.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling
Secara garis besar , teknik-teknik dalam kegiatan bimbingan dan konseling dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
2.1.1 Teknik-teknik bimbingan dan konseling individu
Pelayanan bimbingan berawal dari memahami individu dengan segala potensi yang dimilikinya, karena pada dasarnya pelayanan bimbingan merupakan upaya membantu individu untuk mengembangkan dirinya secara optimal. Adapun beberapa cara yang perlu diperhatikan dalam upaya pemahaman terhadap individu tersebut, yaitu :
1. Pendekatan dengan alat-alat yang digunakan.
2. Aspek-aspek pribadi yang akan dikembangkan.
3. Mengolah dan menginterprestasi data agar dapat digunakan untuk mendapatkan pemahaman terhadap individu.
4. Melakukan pelayanan.
Terkait dengan 4 hal diatas, maka akan dibahas mengenai segi-segi yang perlu dipahami dan diperhatikan dalam kegiatan bimbingan dan konseling individu yang meliputi keseluruhan kepribadian siswa beserta latar belakang yang berkaitan, tapat diuraikan secara lebih rinci sebagai berikut :
1. Identitas diri , terkait dengan berbagai aspek yang secara langsung menjadi cirri-ciri umum atau utama, keunikan pribadi misalnya nama, jenis kelamin, dan lain sebagainya.
2. Kondisi jasmani kesehatan.
3. Kapasitas dan kecakapan, berkaitan dengan kemampuan yang bersifat potensial yang terkandung dan bersifat umum atau yang sering disebut dengan intelegensi (kecerdasan dasar)
4. Sikap dan minat , sikap merupakan kecenderungan untuk merespon atau bertindak terhadap seseorang ataupun situasi tertentu. Minat merupakan kekuatan motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian terhadap sesuatu.
5. Watak dan tempramen, merupakan salah satu unsure yang paling utama dalam kepribadian seseorag sama dengan unsur-unsur kepribadian lainnya.
6. Aspirasi sekolah dan pekerjaan / karier, merupakan jangkauan harapan dan kemauan untuk mencapai suatu hal atau tujuan dalam sekolah maupun pekerjaan yang berkaitan langsung dengan berbagai aspek, seperti : aspek pola asuh orang tua, kondisi social ekonomi, peran jenis (gender) lingkungan, serta pendidikan.
7. Aktivitas sosial, yang dimaksud dengan aktivitas sosial seorang individu adalah potensi dalam bersosialisasi, seperti : aktivitas keorganisasian.
8. Hobi dan pengisian waktu luang, waktu senggang lebih menunjukkan aktivitas ntuk kepentingan pribadi baik hobi maupun aktivitas sosial, memiliki peran yang sama karena dapat sebagai alat pengembangan dan penyaluran bakat dan minat.
9. Keluarbiasaan dan kelainan-kelainan yang dimiliki siswa, keluarbiasaan biasanya dapat dilihat dari kemampuan dan prestasi-prestasi yang menonjol dari siswa. Kelainan-kelainan yang dimaksud adalah berupa kelainan fisik, sosiopsikologis dan lain sebagainya.
10. Latar belakang keluarga siswa, latar belakang keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa dapat berupa: keadaan sosial ekonomi keluarga, latar belakang pendidikan keluarga dan lingkungan tempat siswa tinggal.
1. Teknik tes dan non-tes dalam upaya pemahaman individu
Teknik tes merupakan usaha pemahaman individu dengan menggunakan alat-alat yang bersifat mengukur, maka hasil dari pemahaman tersebut berupa hasil-hasil angka atau hasil ukur.
Teknik-teknik non-tes merupakan usaha pemahaman individu tanpa menggunakan alat-alat yang bersifat menghimpun atau mengumpulkan saja.
1. Jenis tes
1.1 tes intelegensi, digunakan untuk mengukur kecerdasan. Satuan yang digunakan dalam tes Binet adalah IQ (intelegence question) yang diperoleh dari hasil pembagian antara usia mental dengan usia kronologis dikalikan 100.
1.2 tes bakat, digunakan untuk mengukur kemampuan dalam aspek-aspek khusus, seperti aspek verbal (kemampuan berbahasa), aspek numerik (kemampuan menggunakan angka-angka)
1.3 tes kepribadian, tes untuk mengukur sifat-sifat atau karakteristik primer dan skunder, seperti sifat-sifat stabilitas emosi, rasa humor, seksual dan sebagainya.
1.4 tes prestasi, tes untuk mengukur prestasi belajar pada berbagai mata pelajaran yang diikuti siswa.
2. Jenis instrument non-tes
2.1 Observasi, merupakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan yang bersifat kwantitatif dan direncanakan secara sistematis dan dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.
2.2 Wawancara, merupakan teknik untuk memahami individu secara lisan, dengan mengadakan kontak langsung (face to face) pada klien. Ada tiga macam wawancara yang dilihat dari tiga segi, yaitu seperti berikut :
1. Wawancara menurut tujuanya, dibedakan menjadi empat:
a. The employment interview, yaitu wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang sifat-sifat yang dimiliki seseorang terhadap criteria yang dibutuhkan.
b. Informational interview, wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
c. Administrasi interview, wawancara yang dijalankan untuk keperluan administrasiguna untuk mendapatkan perubahan-perubahan dalam tindakannya.
d. konseling interview, yaitu wawancara yang bertujuan untuk keperluan konseling yang khusus dijalankan dalam proses konseling.
2. Menurut jumlah orang yang diwawancara, dapat dibedakan menjadi :
a. wawancara perseorangan (individual interview).
b. wawancara kelompok atau golongan (group interview).
3. Menurut peranan yang dimainkan, dibedakan menjadi :
a. the non-directive, wawancara yang kurang terpimpin dan kurang mendasar atas pedoman-pedoman tertentu.
b. the focused interview, wawancara yang ditujukan kepada orang-orang tertentu yang mempunyai hubungan dengan objek-objek yang diselidiki.
c. the repeated interview, yaitu wawancara yang berulang, yang biasanya digunakan untuk mengikuti perkembangan tertentu, terutama dalam proses social.
2.3 Catatan Anekdot, merupakan suatu catatan tentang kejadian kasus yang berkaitan dengan masalah yang sedang menjadi pusat perhatian pengamatan, terutama tentang catatan tingkah laku individu.
2.4 Daftar cek, daftar yang berisi unsure-unsur yang mungkin pada tingkah laku atau kegiatan individu yang diamati. Daftar ini bisa digunakan dalam kegiatan observasi individu ataupun kelompok.
2.5 Alat-alat mekanis, dipergunakan sebagai pembantu dalam proses wawancara yaitu suatu percakapan yang diarahkan kepada tujuan tertentu, salaing memberikan keterangan antara kedua belah pihak yang terlibat.
2.6 Angket, merupakan alat pengumpulan data yang berupa serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mendapat jawaban. Angket sama dengan questionnaire dimana jika dilahat dari bentuk questionnaire, ada tiga macam bentuk, yaitu
1. close questionnaire (pertanyaan tertutup), yaitu pertanyaan-pertanyaan yang jawabanya telah disediakan sehingga orang yang menjadi sasaran hanya perlu memilih jawaban. Jadi sifatnya terikat dalam artian tidak dapat dijawab secara bebas.
2. Opened questionnaire (pertanyaan terbuka), dalam bentuk ini seseorang diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan itu.
3. opened and closed questionnaire, yaitu campuran dari bentuk pertanyaan tertutup dan terbuka.
2.7 Biografi dan auto biografi, biografi dapt membantu untuk mengetahui perkembangan hidup secara menyeluruh dan garis besarnya. Auto biografi untuk mengetahui perkembangan diri secara menyeluruh.
2.8 Sosiometri, merupakan alat untuk meneliti struktur sosialindividu dalam suatu kelompok, dasar relasi social dan status social individu yang bersangkutan. Metode ini biasanya untuk menyelidiki kira-kira 100 orang karena apabila terlampau banyak jumlah orang yang diteliti maka hasilnya tidak akurat. Baik atau tidaknya hubungan social antara individu dan individu lainya dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu :
a. frekuensi, sering atau tidaknya anak itu bergaul. Semakin sering seseorang bergaul maka semakin baik pula dia dalam segi pergaulan.
b. Intensitet, yaitu menilai akrab atau tidaknya mereka bergaul, semakin dalam seseorang dalam hubungan social maka semakin baik.
c. Popularited, mengukur banyak atau sedikitnya teman bergaul yang dimiliki oleh setiap individu. Semakin banyak teman dalam hubungan sosialnya, maka semakin baik social relation yang dimiliki, dan begitu sebaliknya.
2.9 Studi Dokumentasi, meruoakan studi mempelajari data-data yang sudah didokumentasikan.
2.10 Studi kasus, merupakan suatu metode penyelidikan untuk mempelajari kejadian mengenai perseorangan. Dengan kata lain, suatu metode untuk menyelidiki riwayat hidup seseorang. Penerapan metode ini tidak membutuhkan banyak informasi tetapi kita memerlukan tinjauan yang mendalam. Studi kasus, sebagai suatu metode untuk mengadakan persiapan konseling , terdiri atas :
a. data identifikasi (data pengenal)
b. tanda-tanda atau gejala-gejala yang menampak
c. interprestasi dari data
d. langkah-langkah yang akan diambil dalam memberikan konseling.
2.1.2 Pengertian, fungsi, dan tujuan bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi , proses dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-individu dalam suatu kelompok agar individu yang diberikan bimbingan mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri menuju perkembangan yang optimal. Adapun keunggulan dari pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok, yaitu :
1. Bimbingan kelompok dapat bersifat lebih efektif dan efisien.
2. Pelaksanaan bimbingan kelompok akan mendorong terjadinya pertukaran pengalaman-pengalaman antara anggota dalam kelompok.
Menurut Dewa Ketut Sukardi (2000:48) layanan bimbingan kelompok itu memiliki tiga fungsi, yaitu 1). Fungsi informative, 2). Fungsi pengembangan, 3). Fungsi preventif dan kreatif, fungsi ini digunakan untuk keperluan terapi masalah-masalah psikologi seperti psikodrama atau sosiodrama untuk keperluan terapi masalah atau konflik.
Tujuan umum layanan bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi anggota kelompok. Menurut Slameto (1988:6) bahwa tujuan layanan bimbingan kelompok adalah membantu individu dalam menilai dirinya untuk mencapai self understanding, mempunyai pandangan yang luas tentang dirinya dalam hubungannya dengan orang lain, mempunyai pandangan yang luas terhadap factor-faktor social yang mempengaruhi perkembangan kepribadian. Selain itu Bennet yang dikutip oleh Tati Romlah (1989), merumuskan tiga tujuan layanan bimbingan kelompok, yaitu :
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari hal-hal penting yang berguna bagi pengarahan dirinya, yang berkaitan dengan pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.
2. Memberikan layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok dengan mempelajari masalah-masalah manusia pada umumnya dan menghilangkan ketegangan emosi untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam suasana permisif.
3. Untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan secara lebih efektif daripada melalui kegiatan bimbingan individu.
Priyanto, dkk(1995) merumuskan beberapa tujuan bimbingan kelompok yang secara umum adalah untuk membantu individu agar berkembang optimal melalui pendekatan kelompok. Secara lebih khusus tujuan bimbingan kelompok adalah sebagai berikut :
1. Membantu individu dalam kelompok untuk memperoleh pemahaman tentang diri dan lingkungannya.
2. Membantu memberikan orientasi dalam memasuki atau menghadapi situasi , lingkungan dan pengalaman baru.
3. Membantu menemukan masalah-masalah pribadi.
4. Membantu memberikan penyesuaian diri dam penyembuhan terhadap gejala-gejala gangguan penyesuaian diri.
Dari sumber lain juga memiliki persepsi mengenai tujuan-tujuan yang mendasari pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan bimbingan kelompok menurut Winkel dan Sri Hastuti (2004:547) adalah menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing anggota kelompokserta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna untuk mencapai berbagai tujuan yang dirumuskan. Selain itu bimbingan tujuan kelompok bertujuan untuk merespon kebutuhan dan minat peserta didik.
2. Tujuan bimbingan kelompok menurut Tohirin (2007:172), di kelompokkan menjadi dua, yaitu: tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum bimbingan kelompok, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi dengan siswa.
2. Tujuan khusus bimbingan kelompok, mendprong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yaitu peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal.
berdasarkan pendapat diatas dapat dikatakan bahwa tujuan layanan bimbingan kelompok sepenuhnya berorientasi pada usaha untuk membantu perkembangan siswa dari berbagai segi.
2.2.3 Teknik-teknik bimbingan kelompok
Beberapa teknik pelaksanaan yang dapat digunakan dalam bimbingan kelompok, adalah sebagai berikut :
1. Pemberian informasi
a. Informasi melalui kegiatan mengajar (regular academic classes)
b. Informasi melalui ceramah kelas atau upacara sekolah
c. Berdialog atau berdiskusi dengan kelompok anak
d. Informasi melalui media sekolah.
2. Pengajaran remedial
Merupakan suatu usaha pembimbing untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran tertentu, terutama yang tidak dapat diatasi secara klasikal.
3. Home Program
Suatu program kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan agar guru dapat mengenal lebih mengenal siswanya dan dapat membantu dalam pencapaian pemahaman diri. Kegiatan ini dilakukan di dalam kelas dalam bentuk pertemuan antara guru dan murid di luar jam-jam pelajaran. Dengan kata lain, home room adalah membuat suasana kelas seperti dirumah, dalam kegiatan ini, diadakan Tanya jawab, menampung pendapat, merencanakan suatu kegiatan.
4. Karya Wisata
Selain berfungsi sebagai kegiatan rekreasi atau sebagai metode mengajar, karya wisata juga berfungsi sebagai salah satu cara dalam bimbingan kelompok. Kegiatan karya wisata berkaitan dengan kegiatan mendapatkan informasi, karena pada kegiatan karya wisata berlangsung maka secara langsung siswa dapat meninjau objek-objek menarik dan mereka mendapatkan informasi yang lebih baik dari objek itu, selain itu siswa-siswa juga mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, serta dapat mengembangkan bakat dan cita-citanya. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat tertentu sebagai sumber informasi, misalnya :
5. Diskusi (sharing)
Diskusi merupakan suati cara yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah bersama-sama. Setiap siswa memiliki kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalam memecahkan suatu masalah. Masalah-masalah yang dapat didiskusikan, misalnya :
1. Perencanaan suatu kegiatan
2. Masalah-masalah pekerjaan
3. Masalah belajar
4. Masalah penggunaan waktu senggang.
6. Organisasi siswa atau kegiatan kelompok
organisasi siswa atau kegiatan kelompok baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, merupakan salah satu cara dalam bimbingan kelompok, karena melalui organisasi banyak masalah yang bersifat individual maupun kelompok dapat diselesaikan. Dalam organisasi, siswa mendapatkan kesempatan untuk mengenal berbagai aspek kehidupan sosial, siswa juga dapat mengembangkan bakat kepemimpinanya, memupuk rasa tanggung jawab dan harga diri.
7. Sosiodrama
Sosiaodrama dapat berupa bermain peran, yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi tentang pemecahan masalah individu atau kelompok.
8. Psikodrama
Psikodrama adalah teknik untuk memecahkan masalah psikis yang dialami individu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan pelayanan yang diberikan oleh pribadi atau individu yang profesional yang mengarah pada pemberian bantuan kepada seorang konseli atau kelompok, dimana kegiatan bimbingan dan konseling lebih berkaitan pada teknik-teknik yang mendasari kegiatan bimbingan dan konseling. memberikan sebuah bantuan atau pelayanan pada seoarang atau kelompok klien tentu akan berbeda sesuai dengan jenis masalah yang dialami oleh klien yang berbeda-beda, ada masalah pendidikan, pribadi dan sosial serta maslah pekerjaan atau karier. Teknik-teknik dalam kegiatan bimbingan dan konseling dibedakan menurut jumlah klien yang dilayani (bimbingan kelompok dan konseling individual), dalam konseling individu terdapat dua cara dalam pemahaman individu yaitu pemahaman jenis tes dan non-tes seperti yang telah dijelaskan di atas. Bimbingan kelompok merupakan suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi , proses dan kegiatan kelompok yang bertujuan agar individu-individu dalam suatu kelompok mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri menuju perkembangan yang optimal.
3.2 Saran
Menjadi seorang konselor yang professional maka hendaknya mampu untuk terus menambah wawasannya dalam hal bimbingan dan konseling guna untuk melancarkan kegiatan dan pengetahuan yang dimiliki terus berkembang, karena nantinya seorang konselor tidak hanya terpaku pada satu atau dua masalah dari klien saja yang harus diecahkan melainkan banyak permasalahan yang beragam dan tentunya membutuhkan wawasan yang sangat luas . oleh karena hal inilah seorang konselor harus mampu terus mengembangkan wawasan.